Komunikasi sebagai Ilmu



Komunikasi sebagai Ilmu
Dalam upaya memperoleh pemahaman mengenai ilmu dan teori komunikasi, maka di awal pembahasan yang perlu kita pahami bersama adalah pemahaman mengenai apa itu ilmu secara umum. Banyak sekali pengertian yang bisa dikemukakan mengenai ilmu. Di bawah ini akan diuraikan beberapa pengertian yang mencerminkan indikasi sebuah ilmu:

1). Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah umum. (Nazir, 1988)
2). Konsepsi ilmu pada dasarnya mencakup tiga hal, yaitu adanya rasionalitas, dapat digeneralisasi. Dan dapat disistematisasi (Shapere, 1974)
3). Pengertian ilmu mencakup logika, adanya interpretasi subjektif dan konsistensi dengan realitas sosial (Schulz, 1962)
4). Ilmu tidak hanya merupakan satu pengetahuan yang terhimpun secara sistematis, tetapi juga
merupakan suatu metodologi (Tan, 1954)

Dari empat pengertian di atas dapatlah disimpulkan bahwa ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu hal atau fenomena, baik yang menyangkut alam atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berfikir. Itu artinya bahwa setiap ilmu merupakan pengetahun tentang sesuatu yang menjadi objek kajian dari ilmu terkait.
Pengertian ilmu identik dengan dunia ilmiah, karenanya ilmu mengindikasikan tiga ciri:
a). ilmu harus merupakan suatu pengetahuan yang didasarkan pada logika.
b). ilmu harus terorganisasikan secara sistematis.
c). ilmu harus berlaku umum
Komunikasi sebagai bentuk keterampilan dapat menjelma sebagai ilmu melalui beberapa persyaratan tertentu persyaratan ini disebut ilmiah. Salah satu sifat ilmiah itu adalah memiliki metode. Metode itu berarti bahwa penelitian tersenut berlangsung menurut suatu rencana tertentu. Secara umum, tujuan sebuah pengetahuan ilmiah adalah untuk deskriptif, eksplanatif, dan prediktif. Deskriptif berarti suatu ilmu akan menjelaskan gejala-gejala yang menjadi objek formalnya, eksplanatif berarti seluruh gejala-gejala yang teramati itu dapat dihubungkan satu sama lain secara kausal (sebab-akibat), dan setelah itu dapat dilakukan prediksi akan gejala-gejala yang akan muncul (prdiktif).

Related Post



Post a Comment